10 Fakta Menarik Tentang Banyumas Yang Harus Diketahui
https://www.tripadvisor.co.id |
1. Kapan berdirinya kota Banyumas?
Berdirinya kota Banyumas sebelumnya diyakini jatuh pada 6
April 1582 atau 12 Rabi'ul Awwal 990 H. Namun, pada tahun 2016, hari jadi Banyumas
diubah menjadi tanggal 22 Februari 1571. Perubahan tersebut berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2015 tentang Hari Jadi
Kabupaten Banyumas, dengan mencabut Perda No 2 Tahun 1990 tentang Hari Jadi
Kabupaten Banyumas. Perubahan ini didasarkan pada pengkajian sejarah oleh para
ahli sejarah/sejarawan yang menyimpulkan bahwa tanggal 6 April 1582 tidak dapat
dipertanggungjawabkan sebagai hari lahir Banyumas. Ini dikarenakan berdasarkan
bukti-bukti sejarah yang ada hari jadi Banyumas lebih tepat pada tanggal 22
Februari 1571. Dengan perubahan peraturan tersebut, maka hari jadi Banyumas
menjadi tanggal 22 Februari 1571 Masehi atau 27 Ramadhan 978 H. Dengan
hari jadi yang baru tersebut, maka pada tanggal 22 Februari 2019 lalu Banyumas
merayakan hari jadinya yang ke 448 tahun.
2. Bagaimana asal usul nama Banyumas?
Sebenarnya asal usul nama Banyumas itu sendiri ada beberapa
versi. Namun untuk kali ini saya akan mengambil satu cerita asal usul nama Banyumas
dari cerita yang menurut saya paling popular. Banyumas sendiri, menurut versi
cerita ini berasal dari kata banyu dan emas. Cerita ini bermula dari sebuah
daerah yang dulu namanya adalah Selarong yang sedang dilanda kemarau panjang
sehingga sumur-sumur dan sungai-sungai kering. Saat itu sangatlah sulit untuk
mendapatkan air sehingga harus membuat belik-belik di dekat sungai untuk
mendapatkan air. Kemudian datanglah tamu penunggang kuda ke daerah tersebut. Karena
tingkah lakunya yang aneh selama berada di Selarong, maka tamu tersebut
dimasukan ke dalam penjara. Namun ada yang aneh, yaitu ketika si tamu dimasukan
ke penjara, langit berubah menjadi mendung, dan akhirnya turunlah hujan. Para penduduk
Selarong sangatlah senang sehingga terucap kata “Banyu..banyu..banyu..”
(Dalam Bahasa Indonesia “banyu” adalah “air”). Karena saking senangnya
hujan, maka banyak penduduk juga yang berteriak “Banyu…emas…banyu…emas”
(air yang begitu berharga bagi mereka sehingga menganggap air sebagai emas
yang sangat berharga). Sejak itulah nama Selarong berganti nama menjadi Banyumas
hingga saat ini. Sejak saat itu, tamu yang tadinya dipenjara, akhirnya
dilepaskan karena dianggap suasana sudah tenang. Begitulah kira-kira cerita
asal usul nama Banyumas muncul untuk pertama kalinya hingga sampai saat ini.
3. Siapa bupati pertama Banyumas?
Bupati Banyumas yang pertama adalah R. Djoko Kahiman. R.
Djoko Kahiman menjabat sebagai bupati Banyumas selama 1 tahun yaitu tahun
1582-1583. Namun, karena perubahan hari jadi banyumas, yaitu tahun 1571, maka
dapat disimpulkan bahwa beliau menjabat sebagai bupati Banyumas dari tahun
1571-1572 (1 tahun).
4. Ada berapa kecamatan, desa dan kelurahan di Banyumas?
https://sportourism.id |
Ada berapa kecamatan, desa dan kelurahan di Kabupaten
banyumas? Ada 27 kecamatan yang terdiri dari 301 desa dan 30 kelurahan
di Kabupaten Banyumas. Dari 27 kecamatan tersebut, Purwokerto lah yang bisa
dibilang sebagai pusat kotanya kabupaten Banyumas. Ini bisa dilihat dari
tingkat pertumbuhan ekonomi, pembangunan, dan pendidikannya. Untuk mengetahui
nama kecamatan, desa, dan kelurahan di Kabupaten Banyumas bisa baca di Kecamatan, Desa, dan
Kelurahan di Banyumas.
5. Bahasa yang digunakan di Banyumas?
Bahasa yang digunakan di Banyumas sangatlah khas, yaitu Bahasa
Ngapak atau disebut juga Dialek Banyumasan dan Bahasa Panginyongan. Bahasa
Ngapak adalah Bahasa Jawa yang sangat khas dengan keunikan dialeknya. Bahasa
Ngapak ini tentunya banyak perbedaan dengan Bahasa Jawa lainnya seperti solo,
Semarang, Yogyakarta, dan Bahasa Jawa lainnya. Perbedaan tersebut dibeberapa
aspek, seperti kosa katanya dan pengucapannya. Dalam Bahasa Ngapak, huruf vocal
“a” tetap dicapakan “a”, berbeda dengan misalnya di Solo vokal “a” diucapkan
“o”. Sebagai contoh pada kata “nasi” (Bahasa Indonesia), dalam Bahasa Jawa
Ngapak di ucapkan “sega”, namun dalam Bahasa Solo diucapkan “sego”. Artinya
sama-sama nasi, hanya pengucapan dan penulisannya kadang berbeda, antara “a”
atau “o”. Bahasa Ngapak ini juga tidak hanya digunakan di Banyumas saja, tapi
juga melihat beberapa kabupaten disekitarnya, yaitu Cilacap, Brebes, Tegal,
Pemalang, dan Kebumen. Namun, biasanya Bahasa Ngapak antara beberapa daerah
tersebut juga ada sedikit perbedaan, entah dari kosa kata maupun artinya. Tidak
hanya itu, Bahasa Ngapak juga digadang sebagai Bahasa Jawa tertua dibandingkan
dengan Bahasa Jawa lainnya.
6. Apa makanan khas Banyumas?
https://cookpad.com |
Setiap daerah biasanya ada makanan khas atau kuliner
andalan. Kalau di Banyumas ada beberapa makanan khas, baik untuk sehari-hari
ataupun untuk oleh-oleh. Makanan khas yang sudah sangat terkenal adalah tempe
mendoan. Tempe mendoan adalah olahan tempe yang dibalut dengan tepung dengan
campuran bumbu rempah tertentu kemudian digoreng. Namun yang berbeda adalah
tempe tersebut hanya digoreng sekitar 75% saja, yaitu sampai mateng tapi tidak
garing atau dalam Bahasa Jawa disebut “mendo”. Itulah mengapa olahan ini
disebut mendoan. Tempe yang digunakanpun berbeda dari tempe biasanya (tempe
khsuus), biasanya lebih tipis dan lebar. Untuk menikmati tempe mendoan ini
sangat nikmat saat masih hangat dan didampingi dengan cabai ataupun sampai
kecap. Selain itu, ada juga Soto Sokaraja yang sudah sangat terkenal. Untuk
oleh-oleh juga ada yang namanya Getuk Goreng Sokaraja, Nopia, dan Mino.
7. Wisata yang terkenal di Banyumas?
Wisata di Banyumas yang sudah sangat terkenal yaitu Baturraden.
Wisata ini berada di kaki Gunung Slamet dengan menawarkan pesona alam yang
sangat asri, segar, dan sejuk. Di sini ada beberapa spot andalan seperti
pancuran pitu, pancuran telu, lokawisata, curug, taman, kebun binatang, dll yang
tentunya sangat memanjakan para pengunjung.
8. Siapa pahlawan asal Banyumas?
Salah satu tokoh pahlawan kemerdekaan nasional asal Banyumas
yang terkenal adalah Jenderal Gatot Soebroto. Beliau lahir di Sumpiuh,
Bnayumas, Jawa Tengah pada 10 Oktober 1907. Tamat pendidikan dasar di HIS,
Gatot Subroto tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, namun memilih
menjadi pegawai. Pada tahun 1923 beliau masuk ke sekolah militer KNIL di
Magelang. Setelah Jepang menduduki Indonesia, serta merta Gatot Subroto pun
mengikuti pendidikan PETA di Bogor.
https://news.okezone.com
|
Gatot Subroto juga
menjadi bagian dari Tentara Keamanan Rakyat TKR yang kemudian dipercaya sebagai
Panglima Divisi II, Panglima Corps Polisi Militer, dan Gubernur Militer Daerah
Surakarta dan sekitarnya. Pada tahun 1949 Gatot Subroto diangkat menjadi
Panglima Tentara & Teritorium (T&T) IV I Diponegoro. Gatot Soebroto
meninggal di Jakarta, 11 Juni 1962 pada umur 54 tahun, Ia dimakamkan di
Ungaran, kabupaten Semarang. Gatot Soebroto dinobatkan sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Nasional menurut SK Presiden RI No.222 tanggal 18 Juni 1962. Untuk
mengenang jasa-jasa beliau, di Banyumas didirikan sebuah monumen Jenderal
Gatot Soebroto tepatnya di depan RS. Margono.
9. Air
terjun andalan Banyumas?
Kondisi alam di Banyumas yang lebih cenderung pegunungan
menjadikan kota ini memiliki banyak potensi wisata alam air terjun (curug). Lebih
dari 20 air terjun di Banyumas yang tersebar di beberapa lokasi. Berikut beberapa
air terjun di Banyumas beserta lokasinya.
https://wisatalengkap.com |
1. Curug Carang
Lokasi: Desa Kemutug Kidul, Baturraden, Kabupaten Banyumas
2. Curug Bidadari
Lokasi: Melung, Baturraden, Kabupaten Banyuma
3. Curug Bayan
Lokasi: Ketenger, Baturraden, Kabupaten Banyumas
4. Curug Telu
Lokasi: Karangsalam, Baturraden, Kabupaten Banyumas
5. Curug Lawa
Lokasi: Gandatapa, Sumbang, Kabupaten Banyumas
6. Curug Jenggala
Lokasi: Dusun Kalipagu, Ketenger, Baturraden,
Kabupaten Banyumas
7. Curug Cipendok
Lokasi: Karangtengah, Cilongok, Kabupaten Banyumas
8. Curug Nangga
Lokasi: Petahunan, Pekuncen, Kabupaten Banyumas
9. Curug Lima Kedungbanteng
Lokasi: Baseh, Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas
10. Curug Gomblang
Lokasi: Kalisalak, Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas
11. Curug Tebela
Lokasi: Jl. Karang Salam, Karangsalam, Baturraden,
Kabupaten Banyumas
12. Curug Kembar
Lokasi: Karangsalam, Baturraden, Kabupaten Banyumas
13. Curug Penganten Baturaden
Lokasi: Melung, Kedung Banteng, Windujaya, Kabupaten Banyumas
14. Curug Sebrangan
Lokasi: Baseh, Kedung Banteng, Banyumas
15. Curug Ceheng
Lokasi: Gandatapa, Sumbang, Banyumas
16. Curug Grenjang
Lokasi: Desa Kemutug Kidul, Kec. Baturraden, Banyumas
17. Curug Lawang
Lokasi: Desa Karangsalam, Kec. Baturraden, Banyumas
18. Curug Cidadap
Lokasi: Desa Baseh, Kedungbanteng, Banyumas
19. Curug Urang
Lokasi: Desa Gandatapa, Sumbang, Banyumas
20. Curug Juneng
Lokasi: Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Banyumas
10. Moto Kota Banyumas
Moto kota Banyumas adalah SATRIA. Satria itu sendiri
memiliki makna yang sangat bagus, yaitu “ksatria” atau pahlawan. Itu karena
banyak tokoh-tokoh pahlawan pada zaman sebelum berdirinya kota Banyumas, maupun
pahlawan nasional kemerdekaan yang berasal dari Banyumas. Maka jangan heran
jika di Banyumas banyak jalan-jalan yang identik dengan kepahlawanan seperti
Jln. Pahlawan, Jln. Gatot Subroto, Jln. Gerilya, Jln. Jenderal Soedirman, dll. Tentunya
ini menggambarkan wajah Banyumas yang penuh dengan perjuangan para ksatria atau
pahlawan pada zaman dulu. Kata SATRIA itu sendiri memiliki makna atau singkatan
tersendiri, yaitu:
SATRIA:
S : Sejahtera
A : Adil
T : Tertib
R : Rapi
I : Indah
A : Aman
Dengan begitu,
maka diharapkan juga bukan hanya moto yang bergema, namun juga semangat untuk
mewujudkan SATRIA itu sendiri menjadi kenyataan. Gema “BANYUMAS SATRIA” yang
menjadi semangat meneruskan kemerdekaan atas perjuangan para pahlawan.
Semoga bermanfaat, semoga sukses!
Referensi:
1. https://www.banyumaskab.go.id
2. http://www.banyumasku.com
3. https://id.wikipedia.org
4. http://initu.id
5. https://wisatalengkap.com
Comments
Post a Comment